Ada cerita dua
orang jamaah haji Indonesia sebut saja namanya Jono dan Tono. Mereka berdua tidak bisa berbahasa Arab, ketika mereka
berdua jalan-jalan ke pasar, melihat
semua orang-orang di sana berbicara menggunakan bahasa Arab, mereka berdua
menjadi bingung, karena tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, mereka pun
kelihatan culun, O’on kaya orang hilang.
Akhirnya salah
satu dari mereka yaitu Tono mengeluarkan ide yang disampaikan kepada Jono, maka
terjadilah percakapan diantara mereka :
Tono : ”Jon, Bagaimana kalau kita berdua
berbicara bahasa Arab? Biar kita tidak kelihatan seperti orang O’on, Karena di sini semuanya berbicara
bahasa Arab...” tanya Tono
Jono : ”Wah, bagaimana caranya? Aku kan tidak
bisa bahasa Arab Ton..!” jawab Jono dengan jawaban yang polos dan apa adanya.
Tono : ”Gini aja Jon... kita dulu waktu di MTs
Simbang Kulon kan diajarkan hafalan Juz Amma..! Nah, itu aja yang kita baca
(seayat demi seayat ) secara bergantian, sehingga seolah-olah kita sedang
berbicara bahasa Arab...! gimana? Setuju
tidak?” ide jono disampaikan dengan nada menyakinkan.
Jono : ”Oh, Iya... ya..., ide bagus itu Ton...!
Aku setuju dengan pendapatmu, mari kita coba..”
Jono pun
menyambut ide Tono dengan semangat pula, akhirnya mereka berdua mempraktekan
ide Tono. Dan benar karena alqur’an adalah berbahasa arab, mereka pun kelihatan
berbicara bahasa arab karena nadanya dibuat seperti orang berbicara, tidak
dibaca kayak orang ngaji biasa.
Akting mereka
berdua kepingin bisa bicara bahasa Arab kesampaian sudah, namun hari berganti
hari, mereka pun kehabisan bahan (materi) karena rasa-rasanya seluruh ayat yang
mereka hafal sudah dipraktekkan semua. Lalu jono pun berucap :
Jono :
”Ton, kayaknya akting kita cukup sampai disini Ton...!, karena apa yang
kita praktekkan Cuma itu-itu aja, bosan kan jadinya? Bagaimana Ton? Tanya Jono
minta pendapat Tono, selaku yang punya ide.
Tono pun berpikir
sejenak.....(????), tak lama kemudian ide pun muncul di pikirannya.
Tono : ”Aah... Ya.., aku ada ide baru
Jon..!!!”
Jono :”Apa itu Ton...? belum sempat mengutarakan
gagasannya Jono pun tidak sabar menimpali.
Tono : ”Gini Jon..., kita kan tiap malam Jum’at selalu membaca Maulid Barzanji di
Musholla...., nah .... kamu hafal tidak kalimatnya..? itu aja yang kita pakai
buat percakapan...gimana Jon?” tanya Tono dengan sikap yang menyakinkan...
Jono : ” Ah.. benar juga kau, emang pikiranmu
encer ton.., ya boleh lah kita coba, tapi aku hafalnya yang awal-awal saja sama
yang terakhiran, kalau yang tengah-tengah tidak begitu hafal karena jarang kita
baca.” jawab Jono dengan mengungkapkan beberapa alasan.
Tono : ” Ya tidak apa-apa lah, dari pada kita
bengong kaya orang hilang, mending kita bisa tampil gaya, PD aja yang penting
berbicara Arab.” imbuh Tono dengan alasan-alasan membenarkan diri mereka berdua.
Lantas merekapun
melanjutkan percakapan bahasa Arabnya dengan bahan Maulid Barzanji secara
begantian saling sahut menyahut, sehingga mereka benar-benar kaya orang Arab
sungguhan karena mereka berdua hafal bacaan Maulid Berzanji di luar kepala.
Sementara mereka
sedang asyik berdua mempraktekkan percakapan Arab di suatu tempat, tiba-tiba
salah satu teman mereka yaitu H. Amat yang pada kali ini dia melakukan Ibadah
Haji yang kedua kalinya memperhatikan tingkah laku mereka dari kejauhan. Secara
lamat-lamat terdengar suara percakapan mereka berdua tapi tidak jelas, dalam
hatinya H. Amat beguman : ”Wah.. itu Jono dan Tono sedang membicarakan apa
ya..? kok kedengarannya aneh... bahasa jawa bukan, bahasa Indonesia juga
bukan... lalu apa ya...?” dalam hatinya H. Amat bertanya-tanya penasaran.
Akhirnya H. Amat
berucap : ”Ah.. dari pada penasaran, mending aku kesana aja ah..” H. Amat pun akhirnya mendekati mereka berdua.
Ketika tempat
mereka berdua semakin dekat, pembicaraan pun semakin jelas kedengaran oleh H.
Amat, namun awalnya H. Amat bingung tidak mengerti apa yang sedang
dibicarakannya, dalam hatinya dia bertanya-tanya : ”Masak Jono dan Tono bisa
berbicara bahasa Arab???, kayaknya bukan deh... karena aku tahu betul mereka
berdua tidak bisa berbahasa Arab, sepertinya aku tahu dan sering dengar kalimat
yang sedang diucapkan oleh mereka berdua”. Setelah diamati dengan teliti akhirnya H. Amat pun mengetahui apa yang
sedang mereka berdua ucapkan.
Dalam hati H.
Amat hanya berucap : ” Ooo... jadi dari tadi itu yang di baca maulid
Berzanji.... Ah aku mau gabung ah....”
Ketika H. Amat
sampai di tempat mereka berdua kebetulan bacaan mereka pas sampai pada MAHALUL
QIYAM, sehingga langsung saja H. Amat menyuruh mereka berdua berdiri
dan mengucapkan dengan keras-karas lafdz Sya’ir Mahalul Qiyam :
YA NABII
SALAM ALAIKA .... YA RASUL SALAM ALAIKA ......
YA HABIB
SALAM ALAIKA .... SHOLAWATULLAH
ALAIKA ......
Kalimah tersebut
pun diulang dan diikuti oleh mereka berdua, secara bersama-sama.....
YA NABII
SALAM ALAIKA .... YA RASUL SALAM ALAIKA ......
YA HABIB
SALAM ALAIKA ... SHOLAWATULLAH
ALAIKA ......
Akhirnya H. Amat
pun bertindak sebagai pemimpin lagu dan sebagai Koornya mereka berdua
SEKIAN......
(Sumber Inspirasi : Bpk. KH. Hasan Rumuzi-Banyurip Alit)
(Sumber Inspirasi : Bpk. KH. Hasan Rumuzi-Banyurip Alit)
cukup menarik.
BalasHapusbagi saya,humor yang ada di atas,bisa mendidik juga.
karena adanya ide dari tono,h.amat dan jono pun mendapat pahala.
pahala,karena membaca ayat suci al qur'an dan maulidul berzanji.
hahahaha....
Betul........
Hapus