Di sebuah pedesaan terpencil yang masih banyak
hutan dan rerumputan hijau, sebut saja Desa Maju Mundur ada seorang pengembala yang
sehari-harinya bertugas mengembalakan kambing-kambing milik warga desa. Dia orangnya
suka bercanda namun tidak memakai etika atau dengan suka berbohong (membual).
Pada suatu hari ketika dia sedang mengembalakan
kambing-kambing milik warga di perbatasan hutan yang masih banyak rerumputan
hijau tiba-tiba dia beriak kencang sekali “Tolong… tolong… ada srigala
mau memakan kambing…!!!” teriakan tersebut diulang-ulang hingga warga
desa yang sedang bercocok tanam di kebun mereka lari tergopoh-gopoh sambil
membawa alat-alat seadanya yang sedang mereka gunakan untuk berkebun menuju ke
sumber suara dari sang pengembala.
Ketika warga desa tiba di tempat pengembala tersebut langsung mengucap, “Mana Srigalanya…? X2” Sang Pengembala hanya tertawa-tawa sendiri sampai terbahak-bahak sambil berucap “Maaf, aku cuman bercanda…”, sehingga warga desa menjadi dongkol atas tindakan Sang Pengembala tersebut yang ternyata hanya menipu, dan salah satu warga ada yang berucap “Wah… Anak ini hanya menipu kita…., Ayo kita kembali bekerja..!!” .
Dilain hari ketika hari menjelang petang saat
Sang Pengembala berniat akan pulang mengandangkan kembali kambing-kambing milik
warga desa tiba-tiba dia berteriak lagi, “Tolong… tolong… ada srigala …!!!”
kata-kata tersebut diulang berkali-kali, namun tak ada satu orangpun
yang datang, sementara warga desa yang mendengar teriakan Sang Pengembala
tersebut saling berpandangan dan saling membicarakan, “Eh.. Kang itu anak
pengembala berteriak-teriak minta tolong... Bagaimana kita..?” kata salah satu warga kepada yang
lain, dan salah satu warga lain menjawab“ Aah… aku malas ah ke sana,
paling-paling kita ditipu lagi..”
Dan ketika hari semakin sore menjelang maghrib
yang biasanya Sang Pengembala sudah pulang ke desa dengan kambing-kambingnya,
kali ini kambing-kambing mereka tak satupun belum kembali, sehingga para warga
mencari ramai-ramai ke perbatasan hutan tempat Sang Pengembala biasa
mengembalakan kambing. Di sana hanya ada kambing-kambing mereka yang
berkeliaran kesana kemari, sementara sang pengembala tak nampak batang
hidungnya, dan wargapun memanggil-manggil sang pengembala namun tak ada jawaban
sama sekali, sehingga para warga berlanjut mencari ke dalam hutan, dan di hutan
tersebut sekelompok warga menemukan pakaian sang pengembala yang sudah
tercabik-cabik dengan darah berceceran di sekitar tersebut. Ternyata sang pengembala telah tewas dan
beberapa kambing warga di makan oleh sekelompok srigala yang kelaparan.
Ketika warga telah menemukan sang pengembala
yang telah tewas, mereka saling berucap , “Ohh… alangkah malangnya
nasipmu nak… mati dengan cara yang mengenaskan….kami mengira kamu cuman bercanda…
ternyata ini betulan…too. Ooo aalah dalah…. Naak… Nak..”
Demikianlah akibat orang yang suka berbohong
walaupun sebenarnya hanya ingin bercanda. Maka bagi kita berhati-hatilah jaga
lisan kita, boleh kita bercanda tetapi jangan memakai kebohongan karena sekali
berbohong orang tidak akan mempercayai kita lagi.
SEKIAN
(Sumber inspirasi : dari majalah
berbahasa arab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar