Binatang ini berasal dari kawasan Timur Tengah, hidup di daerah padang
pasir, dan terkenal binatang yang sangat cerdas karena walaupun hidup di
hamparan padang pasir yang sangat luas, binatang ini bisa mengetahui
arah mata angin dan mengetahui sumber air serta bisa mencium (mengetahui)
bahaya seperti badai yang akan terjadi. Maka
tak heran jika binatang ini di pilih oleh Baginda Rasulullah Muhammad Saw.
menjadi tunggangannya menemani hijrah ke Madinah Al-munawarah. Serta banyak
pula film-film barat yang mengambil setting padang pasir memilih binatang ini
menjadi kendaraannya seperti Film ”The Scorpion 1” yang dibintangi oleh The
Rock sebagai tokoh utamanya.
Dalam bahasa Arab binatang ini
dinamakan “JAMAL” sedangkan dalam bahasa Inggrisnya
adalah ”CAMEL” . Di sini ada kesamaan bunyi antara kedua bahasa tersebut, namun
kenapa di Indonesia menjadi nama UNTA?
Menurut cerita orang Kuno. Orang Indonesia yang pertama kali melihat
binatang ini adalah orang Jawa yang sedang melaksanakan ibadah haji. Katika dia
melihat binatang yang tinggi besar dengan leher yang panjang dan di punggungnya
ada gundukan yang berjumlah satu dan ada yang dua ini, orang Jawa tadi menjadi
penasaran untuk bertanya, karena di Indonesia tidak ada binatang jenis seperti
itu, dalam hatinya dia bertanya-tanya: ”Apakah nama binatang itu ya?”
Dia ingin sekali menanyakan, tetapi ragu karena tidak bisa berbahasa arab
sama sekali, tapi akhirnya dia mencoba memberanikan diri bertanya kepada pemiliknya
dengan bahasa Jawa yang medok, maka terjadilah percakapan yang tidak nyambung.
Orang Jawa : ”Tuan
Arab, opo arane binatang kuwi yo? Kok aneh banget, sak umur-umur aku nembe
weruh saiki? Huu walah-walah gedine.....!” tanya orang Jawa dengan nada
keheranan, namun orang arab tadi tidak
menjawabnya malah asik dengan pekerjaannya karena memang tidak paham dengan
ucapan orang Jawa tadi.
Karena tidak ada jawaban dari sang pemilik binatang itu, orang jawa
tersebut, mengulang pertanyaannya sambil kedua tangannya memberikan isyarat dan
berkata :” woy.. wong Arab..., aku arep
takon karo kuwe, opo arane binatang kuwi.!!!, ayo jawaben pitakonku iki,
asale nang negoroku kono, nang Indonesia ora ono jenis binatang koyo
iki....!! Dadine aku pingin reti...!!” begitulah orang jawa tadi ngomel-ngomel
sendiri dengan bahasa yang tidak bisa dipaham oleh sang pemilik binatang.
Sementara itu, orang Arab yang lain merasa terganggu dengan sikapnya orang jawa
tadi yang suka ngomel-ngomel sendiri dengan tingkah polah seperti orang gila.
Akhirnya salah satu orang Arab mengusir orang jawa tadi dengan nada sedikit
keras dan tentunya dengan menggunakan bahasa Arab : ”Hay Anta Majnun,
Anta Majnun idzhab hunak, idzhab hunak... la taqrab haadzal makan....!!” ("Hay kamu orang gila, kamu gila, pergi sana pergi sana, jangan dekat-dekat kemari....!") demikian kata-kata orang Arab itu, mengusir
orang jawa tadi agar segera pergi dari tempat itu sambil mengatakan sebagai
orang gila.
Namun karena orang jawa tadi tidak paham bahasa Arab, dikatakan sebagai
orang gila malah merasa senang dan tersenyum-senyum karena seolah-olah dia
mendapat jawaban dari pertanyaannya tadi, walaupun dia tidak bisa mengingat apa yang
dikatakan orang Arab itu secara keseluruhan, namun ada yang dia ingat yaitu kata-kata ”ANTA-ANTA”
yang diucapkan berulang-ulang.
Sehingga orang Jawa tadi mengambil kesimpulan bahwa nama binatang itu adalah ”UNTA”.
Akhirnya dia berkata : ”Oh.. Unta, Jadi arane binatang iki Unta ya tuan? Yen ngono aku Permisi dulu tuan Arab, maturnuwun.....” sambil
senyum-senyum dia pergi, dan merasa senang karena bisa menanyai orang Arab
dengan bahasa Jawanya yang medok.
Sejak saat itu dia menceritakan kepada teman-temannya yang dari Indonesia, dan tetkala dia telah pulang ke Tanah Air di kampungnya dia menceritakan kepada setiap orang yang dijumpainya kalau di Arab itu ada
binatang yang tidak ada di Indonesia dan dinamakan UNTA, dan anehnya
orang-orang Indonesia pun percaya dengan nama itu.
Akhirnya karena di Indonesia sudah
masyhur binatang itu terkenal dengan sebutan UNTA, maka sejak saat itu binatang yang hidup di padang pasir
itu resmi dinamakan ”UNTA”.
SEKIAN
(Sumber Inspirasi : Bpk. KH. Bakri Hamzah - Simbangkulon)
(Sumber Inspirasi : Bpk. KH. Bakri Hamzah - Simbangkulon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar